Persembahan dari saya

Minggu, 06 Januari 2013

PEMBANGUNAN UNTUK KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT


PEMBANGUNAN UNTUK KESEJAHTERAAN SOSIAL MASYARAKAT
Isyaranis Aprihatini (B72211034)
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
IAIN Sunan Ampel Surabaya
Contact: 0838 5792 6525, email: isyaranis@rocketmail.com



Abstrak

            Pada saat ini dunia sedang didominasi oleh pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ini membuat antara negara satu dengan negara lain seakan tak bisa berdiri sendiri. Oleh karena itu sebuah negara akan dapat saling mempengaruhi satu sama lain, terutama di bidang politik yang berlandaskan ketertiban dunia, bidang ekonomi, dan yang sangat kuat adalah sosial budaya. Timbulnya banyak masalah pembangunan pada sebuah negara didominasi oleh pengaruh negara maju yang kuat dalam bidang ekonomi dan iptek atas negara berkembang. Pada zaman ini kemajuan teknologi komunikasi, informasi, serta industrialisasi membawa banyak perubahan sosial budaya yang sangat luar biasa sebagai tantangan dalam kehidupan kebangsaan. Lebih dasarnya efek dari globalisasi yang menjurus pada modernisasi akan lebih dalam mempengaruhi moralitas masyarakat. Hal inilah yang sangat menentukan seberapa kuat masyarakat dalam lingkungan negara dalam menghadapi perubahan sosial dunia saaat ini. Sebuah negara yang sedang berkembang seperti Indonesia efek globalisasi akan menjadi lingkaran setan bagi moral masyarakatnya jika rakyat Indonesia lengah sedikit saja. Pembangunan Indonesia saat ini dapat dikategorikan gagal karena terjebak dalam lingkaran seta globalisasi. Dan sangat disayangkan kegagalan itu berakar dari sistem pemerintahan yang banyak ditemukan kekeliruan. Banyak pengamat sosial menilai bahwa kebijakan pemerintah sejak orde baru yang mengutamakan pertumbuhan ekonomi untuk kemajuan negara itu tidak tepat sasaran. Perekonomian Indonesia buktinya sampai pada saat ini sangat rapuh walaupun dinilai ada peningkatan dibeberapa titik, namun tak dapat berarti untuk kondisi kesejahteraan sosial masyarakat. Strategi untuk pengembangan masyarakat akan menjadi kekuatan yang dapat memberdayakan masyarakat yang terpuruk karena hak-haknya sebagai warga tak dapat dirasakan dengan utuh. Sudah waktunya masyarakat dikuatkan agar tidak terlalu tergantung dengan kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat. Dengan memberdayakan masyarakat kita dapat menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang. Memberdayakan juga bertujuan melindungi kelompok yang lemah agar tidak tertindas oleh kelompok yang kuat. Dan juga dapat mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pembangunan dengan pengembangan kekuatan rakyat atau kemandirian rakyat bukan hanya dalam ekonomi semata melainkan juga aspek sosial budaya sekaligus. Karena itu pendekatan para pemberdaya masyarakat atau aktifis sosial haruslah pendekatan dengan melibatkan dan mengikutsertakan masyarakat secara langsung dalam pembangunan.
           

           
           



Kata Kunci

            Proses pembangunan yang tidak berpihak terhadap kesejahteraan sosial masyarakat harus dilawan oleh masyarakat yang berdaya dan kuat dalam mempertahankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.


Pendahuluan

Tujuan didirikannya sebuah negara pada hakekatnya adalah ditentukan oleh warga negaranya untuk kehidupan warga negara itu sendiri. Jadi tidak dipungkiri berhasil atau tidaknya suatu negara dalam memperjuangkan tujuan Negara, tergantung pada masyarakat yang menjalankan proses perjuangan ini. Proses memperjuangkan tujuan negara akan berdampak pada proses pembangunan sebuah negara yang akan mengalami banyak perubahan seiring berjalannya waktu.

Tidak dipungkiri perjalanan Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang saat ini akan banyak mengalami tantangan eksternal. Tantangan pertama adalah globalisasi yang dapat memudahkan kekuasaan asing yang tidak memihak negara dapat masuk secara perlahan. Industrialisasi yang mempunyai akibat yang luas terhadap ekonomi dan sosial masyarakat. Belum lagi dampak perdagangan bebas yang akan membawa efek akan mudah hilang kemandirian masyarakat yang terlalu bergantung pada kekuatan asing.
                                         
Yang juga memprihatikan pada saat ini kegagalan pembangunan banyak yang didominasi oleh kesejahteraan sosial masyarakat di Indonesia tidak merata. Itu artinya adanya masyarakat yang lemah dan yang kuat tidak berjalan seimbang. Kita bisa melihat banyak sekali saat ini penguasa-penguasa besar baik dari kalangan sendiri ataupun asing yang beruntung memanfaatkan kelemahan masyarakat yang lemah untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.

            Kegagalan pembangunan terhadap negara-negara berkembang ternyata tidak saja oleh faktor-faktor kendali, seperti ketidakstabilan politik, sistem politik yang otoriter, perang dan perpecahan, namun juga oleh kurangnya perhatian kepada manusia serta lembaga-lembaga sosial. Negara-negara yang berhasil dalam pembangunan ternyata memberikan perhatian yang besar terhadap pembangunan dibidang sosial.[1]

Selain itu , pengalaman dan kegagalan pembangunan di berbagai negara berkembang, selain karena pendekatan yang keliru yaitu terlalu terpusat pada penekanan pertumbuhan ekonomi yang melibatkan lapisan masyarakat yang terbatas. Dalam proses pembuatan keputusan Rakyat banyak tidak diikutsertakan kecuali untuk mengerjakan apa yang harus dikerjakan dalam suatu proyek pembangunan.

Pembangunan saat ini masih dalam lingkup pengaruh orde baru, hanya menitikberatkan pada tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang menciptakan peningkatan pendapatan perkapita, penurunan jumlah kemiskinan dan pengangguran, dan perbaikan kualitas hidup manusia secara rata-rata. Pembangunan ekonomi yang sangat berorientasi kepada peningkatan produksi nasional, tidak disertai oleh pembangunan intitusi publik atau pasar, terutama institusi keuangan yang seharusnya berfungsi melakukan alokasi sumber daya secara efisien dan bijaksana.[2]

Melihat beberapa permasalahan itu, maka di era reformasi, setiap aktifis sosial memiliki kesempatan dan wewenanang untuk mengoptimalkan setiap potensi yang dimiliki masyarakat. Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan mempejuangkan kesejahteraan sosial masyarakat tidak hanya menekankan pada ekonomi semata. Namun segala aspek yang akan mendukung untuk menciptakan masyarakat yang mandiri dan kuat harus selalu dikembangkan oleh masyarakat sendiri. Diharapkan ketimpangan pemahaman masyarakat tentang pembangunan  tidak semakin parah. Agar cita – cita kesejahteraan masyarakat dari berbagai aspek dapat diupayakan oleh masyarakat sendiri . Dan juga dengan proses pengembangan masyarakat kekuatan luar yang tidak sehat tidak mempunyai celah untuk mencoba mengusik kesejahteraan masyarakat.

                       
Kajian Teori

A.    Upaya Pembangunan Nasional untuk menghadapi Perubahan

Sesungguhnya hakekat pembangunan nasioanal adalah untuk membangun manusia seutuhnya. Sehingga yang menjadi subyek pembangunan untuk menghadapi perubahan adalah masyarakat. Karena itu yang harus diutamakan adalah rasa keberdayaan untuk ditegakkannya tujuan hidup, keberdayaan untuk merumuskan arah mana perubahan itu hendak diikhtiarkan, dan keberdayaan untuk mengelola dampak dari proses perubahan itu.[3]

Krisis ekonomi pada tahun 1997/98 telah memaksa Indonesia melakukan perubahan untuk mengkoreksi kelemahan dan kesalahan masa lalu. Ekonomi, politik, sosial, dan hukum mengalami perubahan dan reformasi menuju kepada system baru yang diharapkan lebih adil, dan berkelanjutan.[4]

Perubahan yang paling berjaya mempengaruhi pembangunan negara adalah perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi masa kini. Setiap muncul teknologi baru membawa implikasi sosiokultural, sehingga mengakibatkan perubahan sosial sebagai adaptasi terhadap kehadiran sistem teknologi baru[5].

Sasaran pembangunan yang kita inginkan adalah agar masyarakat Indonesia itu dapat menjadi masyarakat pembangun atau yang mandiri. Tentunya selain membangun lingkungannya juga tidak kalah pentingnya membangun dirinya sendiri dulu secara terus menerus. Karena perubahan akan selalu ada seiring berjalannya waktu. Jadi jika pembangunan itu dampaknya tidak berkelanjutan, maka pembangunan semacam itu bukan dilakukan untuk mensejahterakan masyarakat.


B.     Pentingnya Mengembangkan atau Memberdayakan Masyarakat

      Pengembangan masyarakat artinya meningkatkan kualitas masyarakat. Seperti memperbaiki kehidupan masyarakat dalam hal semangat untuk bekerja, efisiensi cara hidupnya, lebih luas wawasannya, lebih sehat fisik dan lingkungannya, dan tercukupinya kebutuhan hidupnya (Sukriyanto:2003)[6]
      Pengembangan dapat disamakan dengan istilah pemberdayaan. Pemberdayaan adalah konsep ekonomi yang merangkum nilai- nilai sosial.[7] Sehingga memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memandirikan masyarakat.

      Didalam upaya untuk mengurangi segala bentuk perlakuan tidak adil dari pihak luar, satu-satunya cara adalah masyarakat sendiri harus berdaya. Mereka perlu memiliki kemampuan untuk mengatur  dan membangun dirinya, sesuai dengan nili-nilai pancasila untuk kesejahteraan umum. Dengan kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, berarti  masyarakat yang dipandang lemah jika dibandingkan dengan yang lebih maju, mempunyai hak yang sama. Sehingga masyarakat tidak menjadi objek pembangunan tapi menjadi subjek dan objek pembangunan.[8] Dapat disimpulkan pemberdayaan masyarakat menggunakan strategi pembangunan yang berpusat pada manusia.

Karateristik pokok pendekatan pembangunan yang berpusat pada manusia dikemukakan Korten adalah sebagai berikut [9] (a)Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi kebutuhan rakyat dibuat ditingkat local yang mengutamakan partisipasi langsung masyarakat. (b)Fokus utamanya adalah memperkuat kemampuan rakyat miskindalam mengawasi dan mengerahkan aset-aset  untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.

(c)Toleransi terhadap perbedaan sangat tinggi, oleh karena itu penting mengakui  pilihan individual dan keputusan yang terdistribusi. (d)Menekankan pada proses pembelajaran sosial dari proses perencanaan sampai evaluasi proyek dengan mendasarkan diri pada sling belajar. (e) Budaya kelembagaan ditandai adanya organisasi yang mengatur diri sendiri. (f)Proses pembentukan jaringan koalisi dan komunikasi antara birokrasi dengan lembaga lokal (LSM)


Analisis dan Pemecahan Masalah


A.    Permasalahan Upaya Pembangunan Nasional di Indonesia: Menyikapi Rencana dan Hasil Kebijakan Pemerintah

Pembangunan nasional selama ini hanya menitikberatkan pada tercapainya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang menciptakan peningkatan pendapatan perkapita, penurunan jumlah kemiskinan dan pengangguran, dan perbaikan kualitas hidup manusia secara rata-rata.
Pembangunan ekonomi yang dipenuhi sistem represi dan ketertutupan telah banyak melumpuhkan fungsi utama institusi-intitusi strategis, seperti sistem hukum dan peradilan yang harus menjamin kepastian hukum dan keadilan, sistem politik  untuk menciptakan mekanisme kontrol dan keseimbangan dan system sosial untuk memelihara keharmonisan dan kedamaian.[10]
           
Program- program yang ditujukan pada masyarakat miskin dan usaha kecil dan menengah, seperti KUD, SIMPEDES, UKM atau syang lain sebagainya, pada umumnya tidak dapat mengatasi hambatan yang ditimbulkan oleh kebijaksanaan dan strategi pembangunan yang mempunyai bias kota dan bias lapisan atas. Belum lagi masalah ketatnya pembinaan dan terlalu kuatnya campur tangan pemerintah. Akhirnya menyebabkan ketergantunangan masyarakat miskin dan pengusaha kecil menengah kepada pemerintah yang terkesan tak mengutamakan rakyat kecil.

Selama ini pemerintah pemerintah berperan melaksanakan kegiatan pembangunan berskala besar, dengan pendekatan top down atau pembangunan pada bentuk fisik yang terkesan memudahkan tanpa mengembangkan. Sedangkan banyak lembaga kemasyarakatan seperti LSM melaksanakan pembangunan berskala kecil yang tertinggal dari perhatian pemerintah, dengan pendekatan button up, yaitu bersifat mengembangkan potensi dan kemandirian rakyat. [11]

Namun juga ada LSM yang masih jauh dari kemandirian dalam membiayai kegiatan yang masih tergantung pada donor. Hal ini membuktikan LSM masih gagal dalam memperjuangkan kekuatan masyarakat. LSM yang mandiri dapat membiayai kegiatannya melalui usaha-usaha produktif yang dilakukan bersama masyarakat memlalui badan- badan usaha.

Masalah lain yang timbul dari upaya pembangunan di Indonesia adalah negara kita ini telah menjadi negara yang sangat tergantung dari negara lain. Hal ini tak luput dari kekeliruan kebijakan pemerintah orde baru yang membuka seluas-luasnya peluang untuk campur tangan asing dalam pertumbuhan ekonomi yang instant.

Indonesia sejak Ordebaru merupakan negara kapitalis pinggiran, karena kebijakan pemerintah saat itu membuat negara harus berperan dalam melahirkan kaum kapitais domestic untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa unsure\ pemberdayaan sumber daya manusia. Dalam perannya negara mempunyai kekuatan untuk saling mempengaruhi dengan kaum kapitalis domestic dan kekuatan kapitalis internasional.[12] Kapitalis Internasional tersebut seperti Trans national Company, IMF, Bank Dunia dan Asian Development. Dengan posisi ini negara tidak lantas hanya sebagai alat dari pemilik modal kuat saja namun negara dapat berkoalisi sevara setara atau bahkan mengoptasinya.




            Tantangan terberat yang dihadapi Indonesia akibat kurangnya kemandirian negara kita adalah kemiskinan. Karena negara telah banyak menelantarkan program peningkatan kualitas sumber daya masyarakat dengan mengutamakan program pembangunan yang banyak berpihak pada kekuasaan kelompok.

. Kemiskisnan merupakan masalah yang dapat dipengaruhi berbagai faktor yang berkaitan, antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan kondisi lingkungan. Namun justru faktor- faktor inilah yang seharusnya sudah menjadi bahan referensi kebijakan pemerintah.

Mengacu pada strategi pembangunan nasional, kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau kelompok tak terpenuhi hak-hak dasarnya seperti masyarakat yang beruntung lainnya. Permasalahn kemiskinan dapat dilihat dari aspek pemenuhan hak dasar, beban kependudukan, serta ketidakadilan.[13]       
           

B.     Partisipasi Peranan Lembaga Swadaya Masyarakat untuk Pelaksanaan Proses Pengembangan Masyarakat

            Motivasi LSM di zaman orde baru atau orde pembangunan ini, berupaya mempersiapkan masyarakat agar berkemampuan memanfaatkan berbagai peluang yang muncul dari proses pembangunan meningkatkan keswadayaan atau kekuatan sendiri masyarakat yang diperdayakan. Sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional.[14]

            Ada beberapa program pengembangan yang dapat mendorong keberhasilan kelompok – kelompok swadaya yang disalurkan untuk tenaga pengembang dan pendamping  masyarakat [15], yaitu: pertama, program pengembangan sumber daya manusia, meliputi berbagai kegiatan pendidikan dan latihan. Baik pendidikan dan latihan untuk anggota kelompok swadaya atau pengurus yang mencakup mengelola kelembagaan kelompok, ketrampilan teknik produksi, maupun ketrampilan mengelola usaha. Kedua, program pengembangan kelembagaan kelompok, dengan membantu menyusun peraturan rumah tangga, mekanisme organisasi, administrasi dan lain sebagainya. Ketiga, program pemupukan modal swadaya dengan membangun system tabungan dan kredit  anggota, serta menghubungkan kelompok swadaya dengan lembaga-lembaga keuangan setempat, untuk mendapatkan pemupukan modal lebih lanjut. Keempat, program pengembangan usaha, baik produksi pemasaran, dengan berbagai kegiatan  studi kelayakan, informasi pasar, organisasi produksi, pemaran dan lain sebagainya. Kelima, program penyediaan informasi dan teknologi tepat guna sesuai dengan kebutuhan kelompok swadaya dengan berbagai tingkat perkembangan.
           
C.     Peranan Pemerintah dan Masyarakat

            Peranan pemerintah disesuaikan dengan pertumbuhan kemampuan masyarakat. Pada masyarakat kita relatife lemah, dengan sumber daya yang terbatas, pemerintah harus siap memprakarsai dalam berbagai bidang  pelayanan rakyat. Dalam hal ini , Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara memainkan peranan penting dalam kelancaran pembangunan nasional.

            Masyarakat yang telah tumbuh sebagai kekuatan pembangunan , yaitu mampu mengembangkan sumber dayanya sendiri. Peran pemerintah dapat secara berangsur-angsur mengalokasikan penggunaan sumber dayanya untuk kegiatan yang strategis. Dalam tahap ini walaupun peranan anggaran pendapatan dan belanja negara tetap besar, namun peranannya sudah mulai diimbangi oleh peranan berbagai kekuatan lainnya yang tumbuh dalam masyarakat itu.

            Pemerintah dengan segala kebijakan yang rencananya adalah untuk membangun kesejahteraan rakyat, perlu banyak usaha yang maksimal dalam menentukan dan menjalankan programnya. Nampaknya rasa nasionalisme yang tinggi dan rasa pengabdian oleh masyarakat yang mengemban kewajiban untuk melayani rakyat perlu dimaksimalkan lebih dalam. Karena itu kita sebagai masyarakat non pemerintahan harus bisa kritis dalam mengikuti dan mengawasi kebijakan-kebijakn pemerintah.

Penutup
      Terjadinya kegagalan pada model pembangunan pada masa lalu, menyadarkan akan perlunya reorientasi baru dalam pembangunan, yaitu pendekatan pembangunan yang memperhatikan lingkungan dan pembangunan yang berwajah manusiawi. Pendekatan tersebut menempatkan manusia sebagai faktor kunci yang memainkan peran penting dalam segala segi. Proses pembangunan hendaknya sebagai suatu proses yang populis, konsentrasi pembangunan lebih pada ekonomi kerakyatan, dengan mengedepankan fasilitas pembangunan pada usaha rakyatkecil. Memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain memberdayakan adalah memandirikan masyarakat agar dapat mensejahterakan kehidupannya sendiri tidak bergantung pihak lain




















Daftar Pustaka

Baswir, Revrisond dkk.2003. Pembangunan Tanpa perasaan. Jakarta:Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat.
Perticipatory Development Forum. 1992. Pengembangan Swadaya Nasional:tinjauan kearah persepsi yang utuh. Jakarta:LP3ES
Redaksi Sinar Grafika. 2005Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional  2004-2009. Jakarta:Sinar Grafika.
Suparlan, Hari Witono dkk. Pemberdayaan Masyarakat. Sidoarjo:Yayasan Paramulia Indonesia.
Supriatna,Tjahya. 2000. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Jakarta:Rineka Cipta.


[1] Hari Witono Suparlan dkk, Pemberdayaan Masyarakat, (Sidoarjo:Yayasan Paramulia Indonesia), halxvii
[2] Redaksi Sinar Grafika, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional  2004-2009, ( Jakarta:Sinar Grafika), hal 10
[3] Perticipatory Development Forum, Pengembangan Swadaya Nasional:tinjauan kearah persepsi yang utuh, (Jakarta:LP3ES), hal xi
[4] Redaksi Sinar Grafika, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional  2004-2009, ( Jakarta:Sinar Grafika), hal 10
[5] Tjahya Supriatna, Strategi Pembangunan dan Kemiskinan, (Jakarta:Rineka Cipta), hal.5
[6] Hari Witono Suparlan dkk, Pemberdayaan Masyarakat, (Sidoarjo:Yayasan Paramulia Indonesia),hal xviii
[7] Ibid.6
[8] Ibid.6, hal 4
[9] Tjahya Supriatna, Strategi Pembangunan dan Kemiskinan, (Jakarta:Rineka Cipta), hal.37

[10] Redaksi Sinar Grafika, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional  2004-2009, ( Jakarta:Sinar Grafika), hal 9
[11] Perticipatory Development Forum, Pengembangan Swadaya Nasional:tinjauan kearah persepsi yang utuh, (Jakarta:LP3ES), hal98
[12] Revrisond Baswir dkk, Pembangunan Tanpa perasaan,(Jakarta:Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat), hal.149
[13] Redaksi Sinar Grafika, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional  2004-2009, ( Jakarta:Sinar Grafika), hal 9

[14] Perticipatory Development Forum, Pengembangan Swadaya Nasional:tinjauan kearah persepsi yang utuh, (Jakarta:LP3ES), hal82
[15] Ibid. 12, hal88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar