Persembahan dari saya

Kamis, 21 Oktober 2010

Indonesia-Korea Bicarakan Kerja Sama Pendidikan Kejuruan

Seminar mengenai Pendidikan Kejuruan Antara Indonesia dan Korea di Jakarta pada Kamis (14/10), menjadi perintis penting kerja sama antara kedua negara mengenai kemajuan pendidikan kejuruan.

Menurut Presiden Institut Penelitian Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Korea (KRIVET) Prof Dae-Bong Kwon, seminar ini diharapkan menjadi jembatan bagi hubungan kedua negara secara lebih jauh dalam bidang pendidikan dan bursa kerja.

Kwon mengatakan, Korea menjadi negara yang maju serta perekonomiannya semakin berkembang karena sumber daya manusia serta penyaluran kinerjanya efektif bagi pembangunan di negerinya.

"Pendidikan kejuruan membuat siswa memiliki keahlian khusus dan kami menyalurkan hal itu kepada pekerjaan yang tepat," ujarnya.

Sementara dosen ekonomi Universitas Indonesia Dr Riani Rachmawati memaparkan mengenai permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia di bidang pendidikan kejuruan.

Menurut dia, kurangnya akses, fasilitas, keuangan serta informasi yang ada di masyarakat daam hal pendidikan membuat siswa di Indonesia kurang dapat berkompetisi.

"Pendidikan yang rendah serta kurangnya pelatihan membuat Indonesia tertinggal dalam kompetisi persaingan kerja, padahal jika diasah lebih baik pasti menjadi yang terdepan," ujarnya.

Ketua Program Kejuruan Universitas Indonesia, Dr Muhammad Hikam, mengatakan, akan memberi kesempatan kepada siswa berprestasi dari sekolah kejuruan untuk belajar di Universitas Indonesia tanpa melalui tes.

Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Ditjen Mandikdasmen, Dr Joko Sutrisno menyatakan Indonesia harus banyak belajar dari Korea karena negara itu mampu menyesuaikan lowongan tenaga kerja dengan pendidikan kejuruan kepada pekerjaan yang tepat.

"Selain itu, kami juga telah mengadakan program untuk membuat siswa tertarik masuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satunya mengadakan program pra-kejuruan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) agar para siswa mengenal SMK," ujar Joko.

Menurut dia, SMK sekarang berbeda dengan lima-sepuluh tahun lalu. SMK yang dikenal sering tawuran atau berkelahi telah berubah sejak pemerintah memperbaiki waktu belajar SMK menjadi lebih panjang dan mengisinya dengan hal-hal positif dan menguntungkan.

Pada acara tersebut, pemerintah Korea merencanakan akan mengadakan kerjasama bidang pendidikan kejuruan serta memberi bimbingan dan memperluas lahan pekerjaan bagi para lulusan sekolah kejuruan Indonesia di Korea.

ANTARA|GLOBAL|Jakarta